Aku ingin bebas tapi teratur dan terarah. Sesuka hati tapi tetap dalam batasan. Tetap pada jalurNya. Dalam jalan yang Bertanggung jawab. Bawalah aku dalam jalanMu.
Expression of C@ndy...
Jumat, 23 November 2018
Jumat, 16 November 2018
Apakah...?
Cinta apalah arti sebuah cinta yg sebenarnya. Aku serasa menginginkan semua. Egoisnya aku. Lalu bagaimana dg yg lain. Tak kebagian. Dulu mungkin aku begitu. Sekarang, tidak. Aku bukan lagi putri. Bagaimana dg ratu? Sepertinya begitu. Kalau demikian bahagialah aku.
Seperti itu orang menanggapku. Beruntung. Bahagia. Itu yg orang pikir tentangku. Tak pernah puas. Itu perasaanku. Lalu mau apa sesungguhnya aku ini? Tak tahu. Aku tak tahu harus bagaimana yg semestinya. Bingung. Apa yg sebenarnya aku cari. Aku kelu denganmu yg aku pikir religius. Nyatanya duniawi. Kecewalah hatiku. Melihat semua kenyataan ini. Tak ada yg sempurna. Sudahlah. Pikirku. Lalu kau mulai berbentuk seperti inginku. Aku sedikit lega walau merasa agak terlambat. Mengapa tak semenjak dulu. Sedari awal dahulu. Mungkin aku terlalu puas. Merasa tlah mereguk semua. Tanpa ada yg kuingini lagi. Walau ternyata itu semua kosong. Dan pemilikmu merasa memilikimu sepenuhnya, seutuhnya. Bukan aku. Aku hanya pemilik semu. Tak berhak sampai seperti itu. Aku hanya menarik nafas panjang. Merasa tertipu selama ini. Tapi tak bisa berbuat apa2. Hanya berusaha ikhlas menikmati. Tanpa mau mengeluh. Lalu berujar dalam hati. Lantas apa yg aku cari? Aku ingin melangkahkan kaki. Meneruskan perjalanan dalam arah putar balik. Namun dicegatnya. Mau apa sebenarnya dia ini. Tidak jelas dan tampak tak mau tahu menahu. Yang ia mau hanya memiliki tak peduli yg lain. Sementara aku ingin banyak menuntut ini itu. Tapi tak diberi. Kesempatan itu dirampas dariku. Pikirnya aku tak berhak. Walau sebenarnya milikku semuanya.
Aku merasa tlah merelakan semua walau sebenarnya tak ingin. Kuserahkan begitu saja kepada siapa saja. Hingga aku mulai tersadar dan menyesal. Menyesali semua yg pernah ada. Tercipta, terbentuk dan hadir karena seizinku. Masih mungkinkah kubentuk kembali? Kuatur sesuka hati. Menata ulang dalam duniaku.
Kepalang basah. Semuanya berjalan dan semua bahagia. Menikmati jalannya masing2. Menempuh hidup baru yg masing2 impikan. Hanyalah aku. Disini, sendiri. Berdiam diri dan terpaku. Menyesali langkah yg terlanjur kujalani. Tak ingin kata itu terucap namun demikian yg kurasa. Sekali lagi, bingung. Harus diapakan. Dikoyak, dihempas. Inginku menghujamnya, melempar sejauh mungkin, hingga takkan kembali. Namun aku terlalu sayang. Memaknai tiap kehadirannya. Tlah terbiasa dalam keberadaannya. Mulai lumrah dengan semua yg pernah ada.
Aku hanya ingin semua bahagia denganku, karenaku atau bahkan tanpaku. Masa bodoh kalau mereka tak peduli. Tak mengerti hatiku. Tuhan tahu, aku yakin itu. Dan itu lebih dari cukup buatku. Seolah aku membuang garam di laut. Tak mengapa. Tuhan memperhatikannya, bahkan menghitungnya. Demikian harapku.